Selasa, 06 Januari 2015

TUGAS SOFTSKILL 3 : BULLYING VERBAL

Diposting oleh Tita di 07.06 0 komentar
 NAMA : TITA SRI HANDAYANI
NPM : 27112401
KELAS : 3KB01
TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA
TEMA : HAK ASASI MANUSIA


Sejak nenek moyang kita, kita adalah bangsa yang luar biasa, yang disegani di seluruh dunia. Tak bisakah kita bersama-sama membangun kembali kejayaan itu?


Hak asasi manusia akan selamanya dibawa oleh setiap individu. Di zaman yang semakin maju ini HAM sering dilupakan. Banyak diantara kita yang hak nya dirampas oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Diantaraanya bullying.
Beberapa istilah dalam bahasa Indonesia yang seringkali dipakai masyarakat  untuk menggambarkan fenomena Bullying di antaranya adalah penindasan, penggencetan, perpeloncoan, pemalakan, pengucilan, atau intimidasi (Susanti, 2006).

Bullying sendiri terkadang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya , hubungan keluarga, teman sebaya, dan pengaruh media ( TV, radio, media massa dan lain-lain).

Hasil studi  yang dilakukan National Youth Violence Prevention Resource Center (Sanders, 2003:118) menunjukkan bahwa bullying dapat membuat remaja merasa cemas dan ketakutan, mempengaruhi konsentrasi belajar di sekolah dan menuntun mereka untuk menghindari sekolah. Bullying juga bisa membuat korban menjadi suka marah-marah dan selalu membenci orang-orang disekitarnya. Rasa depresi akan selalu menghantui korban bullying ini.

Salah satu bentuk bullying yang sering terjadi diantara para pelajar adalah bullying yang dilakukan secara verbal. Korban bullying terutama yang berbentuk verbal, seperti ejekan, pelecehan menggunakan kata-kata kasar, dan lain sebagainya, biasanya akan mengalami trauma berkepanjangan sehingga mempengaruhi kemampuannya dalam berinteraksi dengan masyarakat.

Karena pernah menjadi korban bullying verbal, saya menjadi tahu persis apa saja dampak yang ditimbulkan. Secara tidak langsung perilaku bullying verbal sangat mempengaruhi psikis korban karena dampaknya yang berkelanjutan dan mempengaruhi aspek-aspek lainnya. Korban bullying verbal biasanya mengalami perasaan minder terhadap orang lain dan krisis kepercayaan diri. Pada saat SMA saya mengalami bullying verbal dan itu sangat membuat saya frustrasi. Nilai saya turun dan prestasi saya merosot tajam ditambah dengan rasa percaya diri saya yang semakin hari semakin menghilang. Saya sangat tidak terima atas perlakuan bullying verbal tersebut. Namun saya tidak mempunyai keberanian untuk melawan pada waktu itu. Saya hanya bisa menghibur diri dengan buku-buku bacaan dan lambat laun akhirnya saya kembali mendapatkan minat belajar yang hilang akibat frustrasi. Saya ingin membuktikan kepada mereka – pelaku bullying verbal – bahwa saya tidak seperti yang mereka pikirkan. Nilai mata pelajaran saya semakin hari semakin meningkat dan banyak prestasi yang saya raih pula. Semakin saya ditindas, semakin saya ingin menunjukan bahwa saya bukan seperti yang mereka pikirkan.

Saya adalah salah satu contoh korban bullying yang sangat beruntung bisa mendapatkan kepercayaan diri saya kembali. Bagaimana dengan para korban bullying di luar sana? Banyak yang tidak seberuntung saya, yang pada akhirnya lebih memilih untuk mengakhiri hidupnya daripada mengaktualisasi diri. Memang benar, besarnya pengaruh bullying verbal dapat mempengaruhi kondisi fisik dan mental. Padahal kita sebagai pelajar harus memiliki kondisi fisik dan mental yang baik agar dapat memenuhi tugasnya sebagai penerus bangsa. Rasa tidak percaya diri yang muncul pada para korban bullying membuat mereka semakin terasingkan. Apakah ini baik? Tentu saja tidak. Mereka menjadi takut untuk “berbicara”. Perasaan tertekan seperti saat seluruh dunia mengasingkan dirimu, membuat korban bullying ini menjadi malas untuk mengemukakan pendapat, bahkan menjadi malas untuk berinteraksi satu sama lain.

Bullying memang bukan lah pelanggaran HAM berat. Namun setelah kita mengetahui dampaknya yang sangat besar terhadap kondisi fisik dan mental korban, sudah saatnya kita berteriak “STOP BULLYING!”. Saya rasa harus ada tindakan serius agar perilaku bullying verbal ini tidak terjadi lagi dikalangan pelajar sekolah ataupun di kalangan mahasiswa.

Pesan saya untuk para pelajar yang akan menjadi penerus bangsa, jika kamu mengetahui ada temanmu yang melakukan perilaku bullying verbal terhadap orang lain tolong jangan didiam kan. Jangan hanya diam. Sampaikan  padanya hal-hal yang akan ditimbulkan akibat perbuatannya. Diam tak selamanya emas. Diammu bisa saja membunuhmu. Diam mu, bisa saja membunuh seseorang. Tak ada manfaatnya. Selama itu patut disampaikan, sampaikanlah. Jangan kalah dengan takut, jangan kalah dengan ragu-ragu, atau kalian akan menyesal jika kesempatan untuk menyampaikan kebenaran itu sudah lari dari hadapan kalian.

Kalian semua generasi muda penerus bangsa, ungkapkanlah apa yang ingin kalian ungkapkan. Kalian mampu berbahasa dengan santun, tak perlu lempar batu atau menyabetkan pedang. Kalian semua mampu bertutur dengan keberanian yang mencengangkan, mengapa malah jadinya menyakiti orang lain? Tak layak rasanya para generasi muda yang harusnya ilmunya berguna malah merusak semuanya. Tak kalian lihatkah berita tentang kalian yang memalukan? Kalian punya senjata yang lebih menyakitkan daripada senapan dan lebih diakui, bahasa. Jadi, mana keberanian kalian mengungkapkan pada dunia kalau kalian makhluk paling hebat sedunia? Dengan perilaku bullying verbal? Sudah tidak zaman lah… Memangnya kita bangsa barbar?

 

LIFE IN TECHNOCOLOR Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei