NAMA : TITA SRI
HANDAYANI
NPM : 27112401
KELAS : 3KB01
TUGAS SOFTSKILL
BAHASA INDONESIA
TEMA : HAK ASASI
MANUSIA
Sejak
nenek moyang kita, kita adalah bangsa yang luar biasa, yang disegani di seluruh
dunia. Tak bisakah kita bersama-sama membangun kembali kejayaan itu?
Hak
asasi manusia akan selamanya dibawa oleh setiap individu. Di zaman yang semakin
maju ini HAM sering dilupakan. Banyak diantara kita yang hak nya dirampas oleh
orang yang tidak bertanggung jawab. Diantaraanya bullying.
Beberapa
istilah dalam bahasa Indonesia yang seringkali dipakai masyarakat untuk menggambarkan fenomena Bullying di
antaranya adalah penindasan, penggencetan, perpeloncoan, pemalakan, pengucilan,
atau intimidasi (Susanti, 2006).
Bullying
sendiri terkadang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya , hubungan
keluarga, teman sebaya, dan pengaruh media ( TV, radio, media massa dan
lain-lain).
Hasil
studi yang dilakukan National Youth
Violence Prevention Resource Center (Sanders, 2003:118) menunjukkan bahwa
bullying dapat membuat remaja merasa cemas dan ketakutan, mempengaruhi
konsentrasi belajar di sekolah dan menuntun mereka untuk menghindari sekolah.
Bullying juga bisa membuat korban menjadi suka marah-marah dan selalu membenci
orang-orang disekitarnya. Rasa depresi akan selalu menghantui korban bullying
ini.
Salah
satu bentuk bullying yang sering terjadi diantara para pelajar adalah bullying yang
dilakukan secara verbal. Korban bullying terutama yang berbentuk verbal,
seperti ejekan, pelecehan menggunakan kata-kata kasar, dan lain sebagainya,
biasanya akan mengalami trauma berkepanjangan sehingga mempengaruhi
kemampuannya dalam berinteraksi dengan masyarakat.
Karena
pernah menjadi korban bullying verbal, saya menjadi tahu persis apa saja dampak
yang ditimbulkan. Secara tidak langsung perilaku bullying verbal sangat
mempengaruhi psikis korban karena dampaknya yang berkelanjutan dan mempengaruhi
aspek-aspek lainnya. Korban bullying verbal biasanya mengalami perasaan minder
terhadap orang lain dan krisis kepercayaan diri. Pada saat SMA saya mengalami
bullying verbal dan itu sangat membuat saya frustrasi. Nilai saya turun dan
prestasi saya merosot tajam ditambah dengan rasa percaya diri saya yang semakin
hari semakin menghilang. Saya sangat tidak terima atas perlakuan bullying
verbal tersebut. Namun saya tidak mempunyai keberanian untuk melawan pada waktu
itu. Saya hanya bisa menghibur diri dengan buku-buku bacaan dan lambat laun
akhirnya saya kembali mendapatkan minat belajar yang hilang akibat frustrasi. Saya
ingin membuktikan kepada mereka – pelaku bullying verbal – bahwa saya tidak
seperti yang mereka pikirkan. Nilai mata pelajaran saya semakin hari semakin
meningkat dan banyak prestasi yang saya raih pula. Semakin saya ditindas, semakin
saya ingin menunjukan bahwa saya bukan seperti yang mereka pikirkan.
Saya
adalah salah satu contoh korban bullying yang sangat beruntung bisa mendapatkan
kepercayaan diri saya kembali. Bagaimana dengan para korban bullying di luar
sana? Banyak yang tidak seberuntung saya, yang pada akhirnya lebih memilih
untuk mengakhiri hidupnya daripada mengaktualisasi diri. Memang benar, besarnya
pengaruh bullying verbal dapat mempengaruhi kondisi fisik dan mental. Padahal
kita sebagai pelajar harus memiliki kondisi fisik dan mental yang baik agar
dapat memenuhi tugasnya sebagai penerus bangsa. Rasa tidak percaya diri yang muncul
pada para korban bullying membuat mereka semakin terasingkan. Apakah ini baik?
Tentu saja tidak. Mereka menjadi takut untuk “berbicara”. Perasaan tertekan
seperti saat seluruh dunia mengasingkan dirimu, membuat korban bullying ini
menjadi malas untuk mengemukakan pendapat, bahkan menjadi malas untuk
berinteraksi satu sama lain.
Bullying
memang bukan lah pelanggaran HAM berat. Namun setelah kita mengetahui dampaknya
yang sangat besar terhadap kondisi fisik dan mental korban, sudah saatnya kita
berteriak “STOP BULLYING!”. Saya rasa harus ada tindakan serius agar perilaku
bullying verbal ini tidak terjadi lagi dikalangan pelajar sekolah ataupun di
kalangan mahasiswa.
Pesan
saya untuk para pelajar yang akan menjadi penerus bangsa, jika kamu mengetahui
ada temanmu yang melakukan perilaku bullying verbal terhadap orang lain tolong
jangan didiam kan. Jangan hanya diam. Sampaikan
padanya hal-hal yang akan ditimbulkan akibat perbuatannya. Diam tak selamanya emas. Diammu bisa saja membunuhmu.
Diam mu, bisa saja membunuh seseorang. Tak ada manfaatnya. Selama itu patut
disampaikan, sampaikanlah. Jangan kalah dengan takut, jangan kalah dengan
ragu-ragu, atau kalian akan menyesal jika kesempatan untuk menyampaikan
kebenaran itu sudah lari dari hadapan kalian.
Kalian
semua generasi muda penerus bangsa, ungkapkanlah apa yang ingin kalian
ungkapkan. Kalian mampu berbahasa dengan santun, tak perlu lempar batu atau menyabetkan
pedang. Kalian semua mampu bertutur dengan keberanian yang mencengangkan,
mengapa malah jadinya menyakiti orang lain? Tak layak rasanya para generasi muda
yang harusnya ilmunya berguna malah merusak semuanya. Tak kalian lihatkah
berita tentang kalian yang memalukan? Kalian punya senjata yang lebih
menyakitkan daripada senapan dan lebih diakui, bahasa. Jadi, mana keberanian
kalian mengungkapkan pada dunia kalau kalian makhluk paling hebat sedunia?
Dengan perilaku bullying verbal? Sudah tidak zaman lah… Memangnya kita bangsa
barbar?
0 komentar:
Posting Komentar